Proflie of Mujahidin

My photo
just a man that wanted to be a mujahidin

Ya Ikhwanil Muslimin

Tuesday, March 31, 2009

AMARAN

Amaran Hekmatiyar Kepada Hamas

Laman web Membela Sunnah yang berbahasa Arab hari ini, 14 Januari 2009 melaporkan daripada Al-Arabiya, pemimpin Islam Afghanistan, Gulbudin Hekmatiyar yang pernah hidup beberapa tahun di Iran sehingga dia dihalau keluar memberi amaran kepada Hamas supaya jangan tertipu dengan Iran dan janji-janji sokongan mulutnya.

Gulbudin dalam risalahnya menyatakan: “Pejuang-pejuang gagah berani di Gaza, sesungguhnya Tehran sering melaung-laungkan bahawa dia akan melindungi penduduk Palestin dan meneruskan perang mulut terhadap Zionis melalui lidah Hizbullah di Lubnan tetapi pada praktikalnya mereka tidak melakukan apa-apa pun beralasan dihalang negara-negara Arab. Tetapi alasan ini tidak berasas sama sekali, jika benar Iran betul kasihan kepada penduduk Palestin kenapa dia tidak menyuruh Hizbullah menembak roket ke Israeli?Beribu-ribu roket diberi oleh Iran dan Syria (negara Syiah Nusairiah) kepada Hizbullah, bilakah ia akan digunakan? Bilakah akan tiba harinya ia akan digunakan? Jika Iran benar maka suruhlah syiah di Afghanistan dan Iraq untuk bergabung dengan Mujahidin melawan Amerika atau paling kurang jangan bersekongkol dengan Amerika”.

Kemudian beliau mengarahkan perkataannya kepada Hamas: “Janganlah kamu bergantung kepada Iran kerana dia sentiasa berdiri bersama musuh Umat Islam sepanjang sejarahnya, sesungguhnya ia adalah musuh dalam rupa kawan, dan menikam kaum muslimin daripada belakang. Iran juga menyokong Rusia dan Komunis menentang Mujahidin di Afghanistan dan juga menolog tentera salib menawan Afghanistan dan menyokong Amerika menjajah Iraq”.

Beliau juga menyatakan, jumlah penduduk Iraq dan ulama Sunnah Iraq yang dibunuh oleh pengganas-pengganas yang taat kepada Iran melebihi jumlah mereka yang dibunuh oleh Amerika. Mereka melemparkan mayat-mayat Ahli Sunnah dalam balutan hitam di jalan-jalan.

Gulbudin Hekmatiyar merupakan pemimpin al-Hizbul Islami Afghanistan yang melarikan diri ke Iran pada 1996 setelah kemenangan Taliban. Pada 2003 setelah gagal mendapatkan sokongannya, kerajaan Iran menghalaunya keluar daripada Iran. Hekmatiyar menghantar pasukannya untuk membantu Hamas dalam perang Gaza atau Perang al-Furqan yang sedang berlangsung.

Pihak Amerika Syarikat menjajikan hadiah lumayan bagi mereka yang memberi maklumat sehingga tertangkap atau terbunuhnya Gulbudin Hekmatiyar.

sumber: http://www.dd-sunnah.net/news/view/action/view/id/658/

http://bahayairan.wordpress.com/2009/01/14/amaran-hekmatiyar-kepada-hamas/ http://tenteradajjal.blogspot.com/2009/03/amaran-hekmatiyar-kepada-hamas_25.html

Komander Mulla Dadullah

Sekilas Tentang Komander Mulla Dadullah



Siapapun pemerhati jihad Aghan, ketika mendengar Mulla Dadullah syahid, pasti merasa kaget. Ya, Pemerintah Karzai menyatakan keberhasilannya membunuh Dadullah dalam sebuah Pertempuran pada hari ahad 26 Rabiul Awwal 1428 (13 Mei 2007). Berita itupun dibenarkan oleh pihak Thaliban. Jika pemerhati itu pro Pemerintah Karzai maka ia kaget dan gembira. Tetapi jika pemerhati itu pro Thaliban, pasti kaget dan merasa kehilangan.

Kekagetan itu bukan barang yang aneh mengingat peran Dadullah dalam Thaliban boleh dibilang cukup strategis. Beliau adalah salah seorang tokoh lapangan yang penting di dalam gerakan Thaliban. Banyak operasi yang dipimpinnya berhasil memberikan pukulan telak kepada pihak musuh.

Mulla Dadullah sudah aktif sebagai aktifis gerakan Thaliban sejak gerakan ini masih sebagai gerakan santri, di wilayah Qandahar, Barat daya Afghanistan tahun 1994. Tetapi aktifitas Mulla Dadullah dalam lapangan Jihad telah dimulai sejak tahun 80-an, ketika beliau memimpin sebuah batalyon mujahidin, dalam perang melawan pendudukan Uni Sovyet. Saat itulah ia kehilangan sebelah kakinya.

dadullah-02.jpg

Kehilangan kaki secara umum menjadi salah satu alasan yang sah untuk tidak mengikuti jihad. Tetapi tidak demikian bagi Mulla Dadullah. Semangat jihadnya tak pernah padam, dan tak pernah terbetik dalam hatinya untuk pensiun dari kancah jihad. Ada sebuah ungkapan membanggakan keluar dari lisan beliau,"Semoga hilangnya satu kaki ini menjadi bayaran untuk mendapatkan tiket menuju jannah...”

Tahun 90-an beliau ikut berjihad melawan aliansi Utara. Bahkan beliau memegang peranan penting dalam penguasaan Thaliban ke Mazar-e Syarif.

Dan ketika Amerika menyerang Afghanistan pada bulan Nopember 2001 dengan alasan untuk mengejar Teroris, Dadullah merupakan salah satu komandan pasukan yang bertugas di Wilayah Utara. Di sanalah banyak pasukan Thaliban terjebak dan kemudian dikepung oleh pasukan musuh di Qunduz. Saat itu satu-satunya komandan lapangan yang tidak mau menyerahkan diri adalah Dadullah. Meskipun begitu dia tidak tertangkap, bahkan bisa lolos dan kembali ke tanah kelahirannya di Kajai, salah satu desa di Helmand.

Lolosnya Dadullah memberi kesempatan baginya untuk membangun kembali kekuatan militer Thaliban yang mengalami kemerosotan secara signifikan. Hingga saat ini Thaliban memiliki kekuatan militer yang cukup membanggakan. Menurut Mulla Dadullah ketika diwawancari oleh seorang Jurnalis Al-Jazeera,"Jumlah Mujahidin yang siap untuk diterjunkan ke dalam peperangan melawan penjajah mencapai 6.000 personil, bahkan tidak mustahil jika mencapai 10.000 personil”. Beliau menambahkan,"Bahkan jika pasukan mujahidin berhadapan dengan Salibis, atau Yahudi, maka sangat memungkinkan jumlah itu akan belipat menjadi 20.000 personil.

Pada umumnya, pemimpin Thaliban cukup tertutup dari media massa. Mulla Dadullah inilah satu-satunya komandan pasukan Thaliban yang menampakkan jati dirinya di hadapan media massa.

Awal tahun ini, asy-Syahid Dadullah ?nahsabuhum wallahu hasibuhum?bertekad untuk meningkatkan intensitas serangan terhadap pasukan penjajah. Dan rencana ini telah dilaksanakan sekuat tenaga, sehingga pihak musuh mengalami kerugian yang tidak sedikit.

Apalagi setelah berhasil melakukan pertukaran tawanan, antara jurnalis Ithali dengan pembebasan lima orang komandan Thaliban pada bulan April yang lalu, Dadullah bertekad untuk menfariasikan serangan dan penculikan dalam rangka melepaskan kawan-kawannya yang ada di dalam penjara Bagram ataupun Guantanamo.

Namun, belum sempurna rencana dan keinginannya tercapai, Allah telah memberikan karunia syahid kepadanya pada hari ahad yang lalu (26 Rabiul Awwal 1428 H/13 Mei 2007 M). Beliau syahid dalam usia 40 tahun, setelah melalui jalan yang panjang bersama perjuangan.

dadullah-05.jpg


Beberapa saat setelah syahidnya Dadullah, gerakan Thaliban menegaskan bahwa operasi-operasi militernya melawan pasukan penjajah dan pasukan pemerintah boneka Afghanistan tidak akan terpengaruh karena syahidnya Dadullah. Sebab kepemimpinan yang dipegang oleh Dadullah akan segera digantikan oleh kader-kader yang lainnya.

Memang, syahidnya seorang pimpinan lapangan di dalam sebuah gerakan ideologi tidak akan berpengaruh banyak terhadap kekuatannya pasukan. Sebagai bukti, syahidnya pimpinan sebelumnya, yakni Mulla Muhammad Akhtar Utsmani, oleh pasukan sekutu dalam sebuah serangan udara di bagian Barat Afghanistan setelah posisinya diinformasikan oleh intelijen Pakistan segera bisa digantikan oleh Dadullah.

وَلاَ تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ قُتِلُواْ فِي سَبِيلِ اللّهِ أَمْوَاتًا بَلْ أَحْيَاء عِندَ رَبِّهِمْ يُرْزَقُونَ فَرِحِينَ بِمَا آتَاهُمُ اللّهُ مِن فَضْلِهِ وَيَسْتَبْشِرُونَ بِالَّذِينَ لَمْ يَلْحَقُواْ بِهِم مِّنْ خَلْفِهِمْ أَلاَّ خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُونَ يَسْتَبْشِرُونَ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ وَأَنَّ اللّهَ لاَ يُضِيعُ أَجْرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ اسْتَجَابُواْ لِلّهِ وَالرَّسُولِ مِن بَعْدِ مَآ أَصَابَهُمُ الْقَرْحُ لِلَّذِينَ أَحْسَنُواْ مِنْهُمْ وَاتَّقَواْ أَجْرٌ عَظِيمٌ الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُواْ لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَاناً وَقَالُواْ حَسْبُنَا اللّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ فَانقَلَبُواْ بِنِعْمَةٍ مِّنَ اللّهِ وَفَضْلٍ لَّمْ يَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُواْ رِضْوَانَ اللّهِ وَاللّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِيمٍ إِنَّمَا ذَلِكُمُ الشَّيْطَانُ يُخَوِّفُ أَوْلِيَاءهُ فَلاَ تَخَافُوهُمْ وَخَافُونِ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ (سورة ال عمران آيات 169 – 175 )

Janganlah kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; bahkan mereka itu hidup disisi Tuhannya dengan mendapat rezki. Mereka dalam keadaan gembira disebabkan karunia Allah yang diberikan-Nya kepada mereka, dan mereka bergirang hati terhadap orang-orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang yang besar dari Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman. (yaitu) orang-orang yang mentaati perintah Allah dan rasul-Nya sesudah mereka mendapat luka (dalam peperangan Uhud). bagi orang-orang yang berbuat kebaikan di antara mereka dan yang bertakwa ada pahala yang besar. (yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia Telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, Karena itu takutlah kepada mereka”, Maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. dan Allah mempunyai karunia yang besar. Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaku, jika kamu benar-benar orang yang beriman. (Ali Imran 169-175)

Sekali lagi, pemerhati yang pro perjuangan Islam akan merasa kehilangan dengan syahidnya Mulla Dadullah. Tetapi kesedihan ini tidak boleh larut. Semoga darahnya yang tertumpah mejadi pupuk bagi tumbuhnya smeangat jihad umat Islam. Dan semoga Allah memberikan ganti yang lebih baik lagi, yang juga sanggup memberikan pukulan kepada kaum penjajah, kaum murtad, dan kaum munafiqin lebih keras lagi. Sehingga kalimah Allah tegak, dan agama seluruhnya milik Allah.

Allahu Akbar… Allahu Akbar ... Allahu Akbar

Sumber: http://abahzacky.wordpress.com/2007/05/20/sekilas-tentang-mulla-dadullah/

Rahsia Kejayaan Tamdun Islam


Sejarah telah membuktikan kita pernah menakluk 2/3 dunia...menguasai Andalusia, tersebar hingga ke Negara Cina, mencipta tamadun yang hebat, menjadi pusat ilmu, dan rakyat jelata hidup dalam kegembiraan dan kedamaian.
Islam itu bermula dengan seorang insan yang bernama Muhammad bin Abdullah, berada keseorangan di tengah-tengah masyarakat jahiliyah. Dihina, dicaci dan dikasari. Namun baginda tetap bersabar kerana percaya dengan bantuan daripada kekasihnya, ALLAH Al-Malik.
Namun lama-kelamaan sedikit demi sedikit yang menyahut seruan ini. Mereka tertarik dengan akhlak dan budi pekerti Rasulullah S.A.W. Apabila Rasulullah dan para sahabat berhijrah ke Madinah, berbondong-bondong yang mula memeluk Islam. Disini kita boleh mengambil satu sifat yang penting untuk menjadi seorang dai'e dimana dalam setiap jalan dakwah yang kita lalui sudah tentunya ada dugaan dari ALLAH yang ingin melihat sejauh mana keikhlasan kita dalam menegakkan Ad-DeenNya.

Diantara bukti-bukti keikhlasan ialah:

Pertama:Takut Kemasyhuran

Takut kemasyhuran dan menyebarnya kemasyhuran ke atas dirinya, lebih-lebih lagi jika dia termasuk orang yg mempunyai pangkat tertentu. Dia perlu yakin bhw penerimaan amal di sisi Allah hanya dgn cara sembunyi-sembunyi, tdk secara terang-terangan dan didedahkan. Sbb andaikata kemasyhuran seseorang memenuhi seluruh angkasa, lalu ada niat tdk baik yg masuk ke dlm dirinya, maka sedikit pun manusia tdk memerlukan kemasyhuran itu di sisi Allah.

Maka dr itu zuhud dlm masalah kedudukan, kemasyhuran, penampilan dan hal-hal yg serba gemerlap lbh besar drp zuhud dlm masalah harta, syahwat perut dan kemaluan. Al-Imam Ibn Syihab az-Zuhri berkata: “Kami tdk melihat zuhud dlm hal tertentu yg lbh sedikit drp zuhud dlm kedudukan. Engkau melihat seseorang berzuhud dlm masalah makanan, minuman dan harta. Namun jika kami membahagi-bahagikan kedudukan, tentu mereka akan berebut dan meminta lbh banyak lagi.”

Inilah yg membuat para ulama salaf dan orang-orang shaleh antara mereka mengkhuatirkan dan menyangsikan hatinya dr ujian kemasyhuran, penipuan dan kedudukan. Oleh krn itu mereka memperingatkan hal ini kpd murid-muridnya. Para pengarang buku tlh meriwayatkan dlm pelbagai gambaran ttg tingkah laku ini, spt Abu Qasim a-Qusyairi dlm ar-Risalah, Abu Thalib al-Makky dlm Qutul-Qulub, dan al-Ghazali di dlm al-Ihya’.[i]

Begitu pula yg dikatakan seorang zuhud yg terkenal, Ibrahim bin Adham, “Allah tdk membenarkan orang yg suka kemasyhuran.”

Beliau juga berkata, “Tdk sehari pun aku berasa gembira di dunia kecuali hanya sekali. Pd suatu mlm aku berada di dlm masjid salah satu desa di Syam, dan ketika itu aku sdg sakit perut. Lalu muazzin dtg dan menyeret kakiku hingga keluar dr masjid.”

Beliau berasa senang krn muazzin tersebut tdk mengenalinya. Maka dr itu beliau diperlakukan secara kasar, kakinya diseret spt seorang pesakit. Beliau meninggalkan kedudukan dan kekayaannya krn Allah. Sebenarnya ketika itu beliau tdk ingin keluar jika tdk sakit.

Seorang zuhud yg terkenal, Bisyr al-Hafy berkata, “Saya tdk mengenal orang yg suka kemasyhuran melainkan agama menjadi sirna dan dia menjadi hina.”

Beliau juga berkata, “Tdk akan merasakan manisnya kehidupan akhirat orang yg suka terkenal di tgh manusia.”

Seseorang prnh menyertai perjalanan Ibn Muhairiz. Ketika hendak berpisah, orang itu berkata, “Berilah aku nasihat.”

Ibn Muhairiz berkata, “Jika boleh hendaklah engkau mengenal tetapi tdk dikenal, berjalanlah sendiri dan jgn mahu diikuti, bertanyalah dan jgn ditanya. Lakukanlah hal ini.”

Ayyub as-Sakhtiyani berkata, “Seseorang tdk berniat secara benar krn Allah kecuali jika dia suka tdk merasakan kedudukannya.”

Khalid bin Mi’dan adalah seorang ahli ibadah yg dipercayai. Jika semakin ramai orang-orang yg berkumpul di sekelilingnya, maka beliau pun beranjak pergi krg takut dirinya menjadi terkenal.

Salim bin Handzalah menceritakan, “Ketika kami berjalan secara beramai-ramai di blkg Ubay bin Ka’ab, tiba-tiba Umar melihatnya lalu melemparkan susu ke arahnya.”

Ubay bin Ka’ab lalu bertanya, “Wahai Amirul Mu’minin, apakah yg tlh engkau lakukan?”

Jawab Umar, “Sesungguhnya kejadian ini merupakan kehinaan bg yg mengikuti dan ujian bg yg diikuti.”

Ini merupakan perhatian Umar bin al-Khattab secara psikologi terhadap fenomena yg pd permulaannya boleh menimbulkan kesan dan pengaruh yg jauh terhadap kejiwaan orang-orang yg mengikuti dan sekaligus orang yg diikuti.

Diriwayatkan dr al-Hasan, beliau berkata, “Pd suatu hari Ibn Mas’ud keluar dr rumahnya, lalu diikuti beberapa orang. Maka beliau berpaling ke arah mereka dan berkata: “Ada apa kamu mengikutiku? Demi Allah, andaikata kamu tahu alasanku menutup pintu rumahku, dua orang antara kamu pun tdk akan dpt mengikutiku.”

Pd suatu hari al-Hasan keluar rumah lalu diikuti beberapa orang. Beliau bertanya, “Apakah kamu ada keperluan kpdku? Jika tdk, mengapa kejadian spt ini masih tersemat dlm hati orang Mu’min?”

Ayyub as-Sakhtiyani melakukan suatu perjalanan, lalu ada beberapa orang yg mengalu-alukan kedatangannya. Beliau berkata, “Andaikata tdk krn aku tahu bhw Allah mengetahi isi hatiku ttg ketidaksukaan aku terhadap hal ini, tentu aku takut kebencian dr Allah.”

Ibn Mas’ud berkata, “Jadilah kamu sbg sumber ilmu, pelita petunjuk, penerang rumah, obor pd waktu mlm dan pembaharu hati yg diketahui penduduk langit, namun tdk dikenal penduduk bumi.”

Al-Fudhayl ibn Iyadh berkata, “Jika engkau sanggup utk tdk dikenal, maka lakukanlah. Apa sukarnya engkau tdk dikenal? Apa sukarnya engkau tdk disanjung-sanjung? Tdk mengapalah engkau tercela di hadapan manusia selagi engkau terpuji di sisi Allah.”

Athar-athar ini tdk mengajak kpd pengasingan atau uzlah. Orang-orang yg menjadi sumber riwayat ini adalah para imam dan da’ie. Mereka memiliki pengaruh yg amat baik dlm menyeru masyarakat, mengarahkan dan memperbaiki keadaan manusia. Tetapi yg dpt difahami dr sejumlah penyataan mereka adalah kebangkitan dr naluri jiwa yg tersembunyi, kewaspadaan terhadap tipudaya yg disusupkan syaitan ke dlm hati manusia, jika hati mereka dicampuri hal-hal yg serba gemerlap dan dikelilingi orang-orang yg mengikutinya.

Kemasyhuran itu sendiri bknlah suatu yg tercela. Tiada yg lbh masyhur drp para Anbia’, al-Khulafa’ ar-Rasyidin, dan imam-imam mujtahidin. Tetapi yg tercela adalah mencari kemasyhuran, takhta dan kedudukan, serta sgt bercita-cita mendapatkannya. Kemasyhuran tanpa cita-cita ini tdklah menjadi masalah, sekali pun ia ttp menjadi ujian bg orang-orang yg lemah, spt yg dikatakan oleh Imam al-Ghazali.

Sejajar dgn pengertian ini yg tlh disebutkan dlm hadith Abu Dzar drp Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, bhw Baginda prnh ditanya ttg seorang lelaki yg melakukan suatu amal kebajikan krn Allah, lalu orang ramai menyanjungnya.

Maka Baginda menjawab, “Itu kurnia yg didahulukan, sekaligus khabar gembira bg orang Mu’min.” (HR Imam Muslim, Ibn Majah dan Ahmad)

Ada pula lafaz lain, “Seseorang melakukan amal krn Allah lalu orang-orang pun menyukainya..”

Pengertian spt inilah yg ditafsirkan oleh al-Imam Ahmad, Ishaq bin Rahawaih, Ibn Jarir at-Thabary dan alin-lainnya.

Begitu pula hadith yg ditakhrij Imam at-Tirmidzi dan Ibn Majah, dr hadith Abu Hurairah, bhw ada seorang lelaki berkata, “Wahai Rasulullah, ada seorang melakukan suatu amal dan dia pun senang melakukannya. Setiap kali dia melakukannya kembali, maka dia pun berasa takjub kpdnya.”

Baginda bersabda, “Dia mempunyai dua pahala, pahala krn merahsiakan dan pahala memperlihatkan.”


Kedua: Tidak Memerlukan Pujian dan Tidak Tenggelam Dalam Pujian



Tdk meminta pujian orang-orang yg suka memuji dan tdk bercita-cita mendapatkannya. Jika ada seseorang memujinya, maka dia tdk terkecoh ttg hakikat dirinya di hdpn orang yg memujinya, krn mmg dia lbh mengetahui ttg rahsia hati dan dirinya drp orang lain yg boleh tertipu penampilan dan tdk mengetahui batinnya.

Ibn ‘Atha’illah berkata, “Orang-orang memujimu dr persangkaan mereka ttg dirimu. Maka adalah engkau orang yg mencela dirimu sendiri krn apa yg engkau ketahui pd dirimu. Orang yg paling bodoh adalah yg meninggalkan keyakinannya ttg dirinya krn ada persangkaan orang-orang ttg dirinya.”

Diriwayatkan dr Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anh, bhw jika dipuji orang lain maka beliau berkata, “Ya Allah, jgnlah Engkau hukum aku krn apa yg mereka katakan. Berikanlah kebaikan kpdku dr apa yg tdk mereka ketahui.”

Ibn Mas’ud radhiallahu ‘anh berkata kpd orang-orang yg mengekori dan mengerumuninya, “Andaikata kamu tahu alasanku menutup pintu rumahku, dua orang antara kamu pun tdk akan dpt mengikutiku.” Padahal beliau adalah sahabat yg menonjol, pemuka petunjuk dan pelita Islam.

Sekumpulan orang memuji seorang Rabbani. Lalu dia mengadu kpd Allah sambil berkata, “Ya Allah, mereka tdk mengenalku dan hanya Engkaulah yg mengetahui siapa diriku.”

Salah seorang yg shaleh bermunajat kpd Allah, krn sebahagian orang ada yg memujinya dan menyebut-nyebut kebaikan dan kemuliaan akhlaknya:

Mereka berbaik sangka kpdku

Padahal hakikatnya tdklah begitu

Tetapi aku adalah orang yg zalim

Sbgmana yg Engkau sedia maklum

Kau sembunyikan semua aib yg ada

Dr pandangan mata mereka

Kau kenakan pakaian menawan

Sbg tabir tutupan

Jadilah mereka meyintai

Padahal aku tdk layak dicintai

Tapi hanyalah diserupai

Jgnlah Engkau hinakan aku

Pd Hari Qiamat di tgh mereka

Jadikanlah aku yg mulia

Termasuk yg hina dina

Penyair yg shaleh ini mengisyaratkan makna yg lembut dan sgt penting, iaitu keindahan tabir yg diberikan Allah kpd hamba-hambaNya. Brp banyak cela yg tersembunyi, dan Allah menutupinya dr pandangan orang ramai. Andaikata Allah membuka tabir itu dr pandangan mereka, tentu kelemahannya akan terserlah dan kedudukannya akan jatuh. Tetapi kurnia Allah enggan utk menyingkap tabir kelemahan hamba-hambaNya, sbg kurnia dan kemuliaan bgnya.

Seerti dgn ini tlh dikatakan oleh Ibn ‘Atha’illah, “Sesiapa yg memuliakanmu, sbnrnya dia tlh memuliakan keindahan tabir pd dirimu. Keutamaan ada pd diri orang yg memuliakanmu dan menutupi aibmu, bkn pd diri orang yg menyanjungmu dan berterima kasih kpdmu.”

Abu al-Atahiyah berkata dlm syairnya:

Allah tlh berbuat baik kpd kita

Krn kesalahan tdk menyebar ke mana-mana

Apa yg tersembunyi pd diri kita

Tentu tersingkap di sisiNya


FIT-THARIQ ILLAH: AN-NIYYAH WAL-IKHLAS, DR YUSUF AL-QARADHAWI






Most Wanted to Kuffar but Most Needed To Ummah


inilah dia yang dikatakan oleh barat sebagai bapa segala terrorist....adakah itu benar????adakah anda seorang muslim mempercayai tuduhan itu????

sebelum kita terus terjun kedalam topik ini ada baiknya kita membaca biodatanya dahulu>>>>

Ketika Timur Tengah menikmati peningkatan ekonomi hasil dari perdagangan minyak pada tahun-tahun 1970-an, Muhammad bin Ladin, berhijrah dari Yaman dan bermastautin di Saudi Arabia. Beliau memulakan sebuah perniagaan yang kemudiannya menjadi salah satu daripada syarikat pembinaan yang terbesar di Timur tengah, Bin Ladin Corporation. Syarikat ini terbabit dengan pembinaan jalanraya, bangunan, masjid, lapangan terbang dan lain-lain prasarana di kebanyakan negara-negara Timur Tengah.

Usama adalah anak kepada Muhammad bin Ladin. Sebagai seorang anak muda, beliau jelas lebih warak daripada saudara-saudaranya yang lain dan penglibatan syarikat keluarga beliau dalam pembinaan semula Masjidil-Haram dan Masjid-an-Nabawi di Makkah dan Madinah telah memberi kesan yang mendalam kepada beliau.

Pada tahun 1979, saat beliau baru saja menamatkan pelajaran di Universitas King Abdul Aziz di Jeddah dengan memperoleh ijazah dalam bidang Kejuruteraan Sivil, Soviet Union menyerang dan menduduki Afghanistan. Pihak Mujahideen mengeluarkan permohonon bantuan internasional. Usama bin Ladin menyahut seruan itu dengan menghantar dirinya sendiri bersama-sama dengan jentolak-jentolak keluarganya ke Afghanistan. Beliau tersentuh, kata beliau, dengan permintaan dari umat Islam yang lemah menghadapi ‘kuasa-besar’ abad ke-20. “Di dalam agama kita, terdapat tempat yang istimewa di akhirat nanti kepada mereka yang menyertai Jihad,” kata beliau. “Sehari di Afghanistan adalah seperti 1000 hari sholat di mana-mana masjid biasa.”

Pada mulanya sumbangan beliau lebih kepada sumbagan sokongan. Beliau merekrut beribu-ribu pejuang Arab dari Timur Tengah, membiayai ongkos mereka ke Afghanistan dan mendirikan kem-kem untuk melatih mereka. Kemudiannya beliau juga telah mereka-bentuk terowong-terowong pertahanan dan parit-parit di sepanjang sempadan Pakistan, memandu jentolak, menghadapi risiko tembakan-tembakan helikopter Soviet.

Tidak lama kemudian, beliau sendiri mula menggalas Kalashnikov dan menyertai pertempuran. Pada tahun 1986, beliau bersama-sama beberapa dozen pejuang Arab berjaya mematahkan serangan pihak Soviet ke atas sebuah bandar yang bernama Jaji, tidak jauh dari sempadan Pakistan. Kepada para Mujahideen Arab tersebut, kejayaan ini adalah antara bukti pertama bahawa pihak Russia boleh dikalahkan. Setahun kemudian, Bin Ladin memimpin satu serangan ke atas tentera Soviet di dalam pertempuran Shaban. Pertempuran tangan yang hebat menyebabkan ramai dari para Mujahideen gugur shahid. Walaubagaimanapun Usama dan para Mujahideen pimpinannya berjaya juga menghalau pihak Soviet keluar dari kawasan tersebut, dengan Pertolongan Allah SWT.

“Beliau merupakan seorang wira pada kami kerana beliau sentiasa di barisan depan, sentiasa mara ke hadapan,” ujar Hamza Mohammed, seorang pejuang Palestin yang menyertai Jihad di Afghanistan dan kini menguruskan salah sebuah projek pembinaan Bin Ladin di Sudan. “Beliau bukan sekadar memberikan wang beliau, tetapi beliau juga memberikan diri beliau. Beliau datang dari istana beliau untuk tinggal bersama-sama dengan orang miskin Afghan dan para pejuang Arab. Beliau masak dengan mereka, makan dengan mereka, menggali kubu-kubu dengan mereka. Itulah cara Bin Ladin.”

Semasa pembesaran Masjidil-Haram dan Masjid-an-Nabawi pada sekitar 1980-an, Raja Fahd sendiri menawarkan Usama kontrak untuk membesarkan Masjid Rasulullah SAW di Madinah. Kontrak ini akan memberikan untung bersih sebanyak $90 juta kepada beliau. Beliau menolak tawaran ini kerana beliau tahu tawaran ini adalah untuk mengalih perhatian beliau dari Jihad di Afghanistan kepada pembinaan masjid. Beliau pernah berkata bahawa kekayaan beliau bertambah dan perniagaan beliau semakin maju selaras dengan bertambahnya wang yang beliau belanjakan untuk Jihad.

Bin Ladin pulang ke tanahair dan disambut sebagai kenamaan. Tetapi kepopularan beliau mula menghilang apabila beliau mula mengatakan kebenaran terutamanya yang menyentuh rejim Saudi. Kerajaan tersebut sudahpun dikiritik oleh para aktivis Islam kerana penyelewengan dan tidak melaksanakan perundangan Islam. Semua ini juga ditentang oleh Bin Ladin. Akhirnya apabila Raja Fahd membenarkan tentera kuffar Barat masuk ke Saudi ketika Perang Teluk, beliau mula mengkritik kerajaan dengan terbuka. Beliau juga menjadi sasaran kempen penganiayaan ke atas aktivis Islam lantas beliau melarikan diri ke Sudan pada 1991. Sejumlah besar ‘Arab Afghan’ dari pelbagai negara mengikut beliau ke Sudan dan bekerja di syarikat yang beliau tubuhkan di Sudan. Beliau berusaha membantu Sudan dengan membina prasarana. Kerajaan Saudi mengisytiharkan beliau penjenayah dan kewarganegaraan beliau dilucutkan. Sejumlah wang yang banyak juga diletakkan untuk kepala beliau.

Di Sudan, perniagaan beliau berkembang maju sehingga menjadi lebih besar dari yang di Timur Tengah. Satu cubaan membunuh beliau telah dilakukan di Sudan tetapi beliau berjaya menyelamatkan diri walaupun mengalami kecederaan. Beliau tinggal di Sudan selama kira-kira lima tahun, membiayai Jihad di pelbagai negara di dunia seperti Afghanistan, Bosnia, Yaman, Chechnia dan lain-lain tempat, sehinggalah kerajaan Sudan mengusir beliau atas tekanan dari Amerika Syarikat dan atas tuduhan beliau membiayai gerakan pengganas (gelaran kuffar Barat kepada Mujahideen) di seluruh dunia.

Dengan kekayaan peribadi yang dianggarkan sekitar $300 juta, beliaulah yang dianggap sebagai ‘U.S. State Department’ sebagai,"seorang daripada penaja kewangan utama gerakan extermist Islam di dunia kini.” Ataupun seperti mana yang dikatakan oleh seorang pegawai Amerika Syarikat, beliau adalah ‘ikan besar’ kerana reputasi keperwiraan beliau memberikan beliau pengaruh. Menurut pegawai ini,"Bin Ladin adalah orang yang boleh pergi menemui seseorang dan berkata, ‘Saya mahu awak tuliskan cek 6 angka,’ dan beliau akan mendapat cek tersebut serta-merta.”

Pada musim panas 1996, Bin Ladin berpindah dari Sudan ke Afghanistan. Beliau kini di Afghanistan membantu membiaya dan menyusun para Mujahideen seluruh dunia. Selepas keadaan yang semakin buruk di Saudi Arabia, selepas penahanan para ulama dan ratusan pemuda-pemuda Mujahideen, selepas kekayaan negara tergadai kepada Barat dan pendudukan tentera Amerika di 3 bumi suci, Bin Ladin membuat keputusan untuk bertindak. Pada 26 Ogos 1996, beliau mengeluarkan kenyataan yang pertama. Dokumen berbahasa Arab setebal 12 halaman yang bertajuk,"Pengisytiharan Perang” oleh Usama bin Muhammad bin Ladin. Kenyataan ini memberikan amaran terakhir kepada semua tentera Amerika agar meninggalkan bumi suci umat Islam, atau mereka akan menerima tindakan ketenteraan dari para pemuda yang sama, dengan bantuan Allah SWT, telah mengalahkan kuasa kuffar terbesar di dunia, di Afghanistan.

“Umat Islam terbakar dengan kemarahan kepada Amerika. Demi kebaikannya sendiri, Amerika mesti meninggalkan [Saudi Arabia - bumi tanah haram].” - Usama bin Ladin

Mujahid ini meninggalkan kehidupan mewah dengan kekayaan yang tak termimpi oleh kita. Apakah sebabnya? Apakah yang ada pada Jihad sehingga menjadi lebih manis daripada kehidupan mewah dengan $300 juta? Masihkan kita sayangkan sedikit kekayaan kita dari cinta pada Allah, juga Rasul-Nya? Masihkah kita sayangkan dunia ini hingga melupakan akhirat? Masih lekakah kita dengan hidup sehingga kita melupakan mati; Mati yang hanya sekali itu.... Untuk siapakah mati kita?

Inilah sebenarnya peribadi Osama bin Laden yg dikatakan sebagai pennganas oleh pihak barat..ya beliau mengganas tapi ianya berpatutan keran saudara-saudara seAgamanya diperganaskan oleh musuh-musuh Allah..

Bagaimana jika ahli keluarga kamu dicederakan oleh si fulan, sudah tentunya kamu akan marah dan situasi ini sama sahaja dengan apa yang dihadapi oleh beliau..Tenaga dan bantuannya amat diperlukan oleh para mujahidin islam sekarang...Janganlah kita terlalu mempercayai apa yang diwawarkan oleh pihak barat.....Wassalam


Ayuh Kita Bangkit


“Hampir terjadi keadaan yang mana ummat-ummat lain akan mengerumuni kalian bagai orang-orang yang makan mengerumuni makanannya. “
Salah seorang sahabat berkata; “Apakah karena sedikitnya kami ketika itu?”
Nabi berkata: Bahkan, pada saat itu kalian banyak jumlahnya, tetapi kalian bagai ghutsa’ (buih kotor yang dihanyutkan air ketika banjir). Pasti Allah akan cabut rasa segan yang ada di dalam dada-dada musuh kalian, kemudian Allah campakkan kepada kalian rasa wahn. “
Kata para sahabat: “Wahai Rasulullah, apa Wahn itu?
Beliau bersabda: “Cinta dunia dan takut mati. “

(HR Abu Daud no. 4297, Ahmad 5/278, Abu Nu’aim dalam At Hilyah m.s. 182 dengan dua jalan dan dengan keduanya hadis ini menjadi shohih)


Dimanakah kita sewaktu ramalan Rasulullah itu sudah pun menjelma, dimana saudara-saudara kita di Palestin, Afganistan, Chechnya dan di Iraq sedang di tindas ole musuh-musuh yang membencikan keharmonian Islam.

Penyakit Wahn sudah pun merebak di setiap lubuk hati seorang muslim dan muslimah.

Pertama: Musuh-musuh Allah dari kalangan tentara Iblis serta pendukung syaitan selalu mengintai-ngintai perkembangan ummat Islam serta negara mereka. Kerana mereka telah melihat penyakit wahn ini telah merasuki kaum muslimin. Penyakit ini telah menyembelih leher-leher ummat Islam. Maka mereka menerkamnya dan menyembunyikan sisanya.

Kaum kuffar dan musyrikin ahlul kitab selalu melakukan hal demikian sejak munculnya fajar islam. Dan ini berlaku ketika daulah Islam yang murni yang diasaskan dan dikukuhkan oleh Rasulullah s.a.w. di Madinah dan sekitarnya.

Ini ditegaskan dalam hadis yang menceritakan tiga orang yang sengaja tidak ikut berperang (HR Bukhari Muslim), sebagaimana dikatakan oleh Ka’ab bin Malik r.a. : “…Ketika aku berjalan di pasar Madinah, tiba-tiba ada seorang petani dari petani-petani negeri Syam yang membawa makanan untuk dijual di Madinah berkata: Siapa yang boleh menunjukkan Ka’ab bin Malik kepadaku? Maka orang ramai memberitahunya , lalu dia datang kepadaku dan menyerahkan kepadaku sepucuk surat dari raja Ghassan. Dan aku adalah seorang yang pandai membaca, maka aku baca surat itu yang tertulis: Amma ba’du, telah sampai kepada kami berita bahawa teman-temanmu bersikap keras kepadamu. Dan Allah tidak akan membiarkanmu berada di negeri yang penuh dengan kehinaan dan kesempitan, maka datanglah dan bergabunglah dengan kami, kami akan melindungimu”

Perhatikan, wahai saudara muslim yang bijaksana dan cuba renungkan, wahai saudara yang dikasihi, bagaimana orang-orang kafir selalu mengawasi berita-berita daulah Islam. Bila ada kesempatan, mereka akan menerkamnya dari segala penjuru. Remaja-remaja Islam mula lalai dengan propaganda barat yang menyebabkan kita hanyut dalam dunia hiburan tanpa 'sempadan'.

1.Remaja di Malaysia sekarang bergembira melakukan kemungkaran sedangkan remaja di Palestin bersedih kerana rumah mereka dirobohkan
2.Remaja di Malaysia bersedih kerana putus cinta sedangkan remaja di Palestin bersedih kerana ibu-bapanya telah syahid

Kedua: Sesungguhnya ummat-ummat kafir saling membantu dan bergabung untuk menyerang Islam, daulahnya, pemeluknya dan para da’inya.

Siapa yang membaca sejarah perang Salib, akan memahami hakikat ini. Dimana Bani Ashfar mempersiapkan pasukannya untuk membinasakan daulah khilafah. Telah jelas hal ini seperti jelasnya cahaya matahari ditengahhari

Dan mereka menyempurnakannya dengan membentuk “Kelompok”, kemudian ‘Badan Organisasi”, kemudian “Dewan”, kemudian “Organisasi dunia”, untuk membakar semangat mereka dengan slogan-slogan. Juga:

Ketiga: Negeri-negeri Islam adalah sumber-sumber kebaikan dan berkah. Maka ummat-ummat kafir ingin menguasainya. Oleh kerana itu Rasulullah s.a.w. menyamakannya dengan makanan yang lazat yang membuka selera, maka mereka menyerbunya, dan setiap dari mereka seolah macam singa ingin mendapat bahagiannya.

Ke empat: Orang-orang kafir membuat negeri-negeri Islam menjadi kelompok yang terpecah-pecah dan terpisah-pisah, sebagaimana dalam hadis Abdullah bin Hawalah r.a.: Rasulullah s.a.w.:

“Nanti kamu akan menjadi pasukan yang berpuak-puak. Satu kelompok di Syam, satu kelompok di Iraq, dan satu kelompok di Yaman.” kata sahabat: Berilah pilihan, wahai Rasulullah. Maka beliau bersabda: “Pilihlah yang di Syam, siapa yang enggan, maka yang di Yaman. Dan hendaklah dia minum dari airnya, kerana Allah menjaminkan untukku negeri Syam dan penduduknya. “

Rabi’ah berkata: Aku mendengar Idris Al Khaulani menyampaikan hadis ini dan berkata: “Dan siapa yang dijamin Allah tidak akan rugi.

Bukankah ini realiti umat Islam masakini? Mereka menjadi negara-negara yang terpisah. Tidak punya wibawa.Tidak mempunyai kuasa untuk mengurus samada di dalam dan di luar negerinya dengan bebas. Semuanya diatur oleh orang kafir. Hanya Allah yang kita minta pertolongannya dan kepadanya kita bertawakkal.

Ayuhlah Wahai saudaraku, kita bangkit menentang segala propaganda barat dan bersama-sama mempertahankan Ad-Deen ini, sebelum kita menyesal di hadapan ALLAH nanti..SUBHANALLAH!


Gugurnya 'The Engineer' di Medan Syahid


Ayyasy dilahirkan pada 6 Maret 1966. Beliau tumbuh sebagai seorang anak yang sangat pendiam. Namun di balik diamnya, ternyata beliau menyimpan sebuah kecerdasan yang sangat menakjubkan. Dalam sekolahnya, Ayyasy kecil tidak hanya menguasai pelajaran kelasnya saja, namun juga pelajaran kelas di atasnya.

Beliau lulus SMA pada tahun 1984 dengan akumulasi 92,8. Setelah kelulusannya, beliau mulai aktif di gerakan Hamas. Beliau melanjutkan ke Universitas Beirzeit dengan mengambil jurusan tekhnik listrik. Masa perkuliahannya pun beliau sibukkan dengan aktifitas keislaman. Lulus perguruan tinggi pada tahun 1991 dan menikah pada tahun 1992.

Aktifitas militernya sudah beliau mulai pada tahun 1991. Dalam berjuang, beliau mempunyai pemahaman yang mendalam tentang arti sebuah perjuangan. Perjuangan telah menjadi nafas dan darahnya. Seluk-beluk perang pun beliau tekuni, sampai bisa ditentukan titik lemah penjajah Israel dan pusat kekuatan rakyat Palestina.

Maka kemudian dirancanglah sebuah perang yang menggabungkan dua hal di atas. Lahirlah Intifadhah I. Perang yang mempertemukan dua kubu; orang-orang yang takut mati, dan orang-orang yang mencari-cari kematian. Sungguh perang yang tidak seimbang.

Dalam aksi Intifadhah ini, diperlukan bahan peledak yang sangat banyak. Aksi-aksi peledakan diri, atau yang sering disebut bom syahid, dan aksi-aksi lainnya menghabiskan bom rakitan yang tidak sedikit. Perlawanan Palestina tidak mempunyai cadangan yang banyak karena semua jalan masuknya bantuan telah ditutup. Namun dari pikiran beliau, lahirlah ide untuk memanfaatkan bahan-bahan kimia dasar dalam membuat bom. Bahan-bahan ini banyak tersedia di apotik-apotik. Maka, setelah itu ledakan demi ledakan mengucang Israel.

Kerja pertama beliau adalah merakit bom pada sebuah mobil. Namun sayangnya, secara tidak sengaja, hal ini diketahui Israel. Setelah pengangkapan dan pemeriksaan yang ketat dan kejam, tersebutlah nama Ayyasy sebagai Wanted No 1. Ayyasy pun menjadi buron. Pada 25 April 1993, rumah beliau sempat digeledah Israel. Namun mereka tidak menemukan apa-apa. Dan ketika mereka mengancam keluarganya, sang Ibu malah mengatakan, "Yahya telah pergi tanpa meninggalkan apa-apa untuk kami. Sejak dia menjadi buron, dia bukan lagi anak kami, tapi anak Batalion al-Qassam." Sebuah sikap yang sangat menjengkelkan Israel. Sikap yang terbentuk dari sebuah tarbiyah panjang dalam gerakan Hamas.

Kurang-lebih empat tahun masa buron, Israel dengan segala kekuatannya kehabisan akal menangkap Ayyasy. Sebaliknya, empat tahun pula Ayyasy mencapai kegemilangan membuat ledakan di sana-sini. Menciptakan sebuah mitos bahwa bangsa Yahudi selamanya tidak akan merasa aman hidup di tanah jajahan mereka. Masa buronan adalah masa perjuangan beliau. Dalam perjuangan itu, beliau benar-benar mengorbankan kehidupannya untuk Palestina. Seorang insinyur yang seharusnya bisa menikmati kehidupan enak dengan bekerja di luar negeri seperti yang dilakukan kebanyakan rekannya, kini hidup tidak menetap dan selalu terancam. Bahkan dalam masa ini pula, dua orang anaknya lahir. Yang pertama lahir pada awal masa buronnya, dan yang kedua lahir dua hari sebelum beliau mendapatkan syahadah.

Ada beberapa pelajaran yang beliau berikan kepada para pejuang Islam. Pertama, pejuang Islam harus mempunyai pondasi akidah dan iman yang kuat. Karena kedua hal inilah yang membuat manusia selalu merindukan kematian. Kedua, sirriyah dan bisa menjaga lisan. Semua operasi yang dilakukan Ayyasy dan Batalion al-Qassan dilakukan dengan super rahasia sehingga peristiwanya tidak bisa diketahui Israel sebelum terjadi. Dan Israel pun mendapatkan kesulitan untuk bisa menembus tubuh al-Qassam.

Ketiga, keterampilan menghilang dari mata musuh. Semua unsur Israel telah dikerahkan untuk menangkapnya, mulai dari tentara unit-unit militer khusus, kepolisian, tentara perbatasan, dan dinas intelijen, tapi tidak ada yang berhasil meringkusnya. Karena kelihaiannya ini, beliau digelari sang jenius, manusia berwajah seribu, manusia bernyawa tujuh, dan sebagainya. Prestasi gemilang yang pernah diraihnya adalah menerobos ke jalur Gaza dan membuat aksi di sana, padahal untuk sampai kesana beliau harus melewati ribuan tentara dan dinas intelijen. Prestasi ini sampai membuat Yitsak Rabin menggebrak meja dalam sebuah rapat. Keempat, jihad; ‘isy kariman au mut syahidan. Beliau selalu bersikeras melanjutkan perjuangannya dan mempersiapkan diri untuk mati syahid. Tidak beliau hiraukan anjuran-anjuran untuk melarikan diri ke luar negeri.

Empat tahun Yitsak Rabin memasang nama Ayyasy pada urutan pertama dalam file khusus orang-orang yang sangat berbahaya. File ini mendapat prioritas dalam program pemerintahannya. Tapi yang mengherankan, file itu masih ada di tangannya ketika seorang Yahudi fundamentalis memuntahkan peluru di depan mukanya. Peristiwa itu menambah malu dinas intelijen dan keamanan Israel. Belum berhasil menangkap Ayyasy, dihadapkan lagi permasalahan baru. Dalam situasi yang genting ini, direktur SABAK, dinas intelijen Israel, mengajukan pengunduran dirinya. Permohonan ini pun ditolak karena hanya akan menambah rakyat Israel kurang percaya diri.

Oleh karena itu, untuk mengembalikan rasa percaya dirinya, strategi pembunuhan Ayyasy dirancang lebih bagus dengan melibatkan pihak yang lebih banyak lagi. Pembunuhan ini diharapkan akan menjadi permulaan babak baru perjuangan Palestina. Perjuangan tanpa para perusak. Tapi apakah harapan mereka terwujud?

Jum’at, 5 Januari 1996, televisi Israel mengumumkan bahwa Ayyasy telah mati di Beit Lahia, Jalur Gaza. Seluruh Palestina, bahkan umat Islam seluruh dunia menangis. Sebuah bom telah dipasang dalam pesawat HT nya. Pesawat itu diterimanya dari seorang pedagang yang ternyata mempunyai hubungan dengan intelijen Israel.

Kematiannya sungguh sangat memilukan. Seorang pejuang harapan rakyat telah meninggalkan mereka. Tapi setidaknya, hal itu memberi pelajaran baru bagi mereka. Ada tiga hal yang bisa diambil. Pertama, jihad masih menjadi satu-satunya solution bagi perjuangan Palestina. Kedua, perjuangan yang ikhlas akan memberikan pengaruh yang baik bagi rakyat banyak. Ketiga, Israel masih harus berhadapan dengan kemarahan rakyat Palestina yang tidak akan pernah padam.

Ternyata harapan Israel hanya tinggal harapan. Babak perjuangan belum ending. Hanya dalam tempo sepuluh hari setelah kematian Ayyasy, empat kali operasi bom syahid berhasil dilancarkan oleh para penerus Ayyasy. Dan ternyata Ayyasy masih hidup. Bahkan sampai sekarang. Semangat dan namanya akan terus berada dalam benak hati kita. Beliaulah tokoh perjuangan.

Beliau tidaklah diantara tokoh yang mencatat nama dalam sejarah, tapi sejarahlah yang mencari sosok-sosok pemimpin pejuang semacam beliau. Beliau bukanlah orang yang gila kemegahan, tapi masyarakatlah yang selalu mencari-cari sosok seperti beliau untuk menjadi panutan dalam berjuang.

Pejuang Ulung Jihad di Afganistan


Abdullah Yusuf Azzam






Abdullah Yusuf Azzam, lahir pada tahun 1941 di desa Asba’ah Al-Hariyeh propinsi Jiin, tanah suci Palestina yang diduduki Israel. Beliau dibesarkan di sebuah rumah yang bersahaja dimana beliau dididik Agama Islam, ditanamkan kecintaan terhadap Allah SWT darn Rasul-Nya SAW, terhadap mujahid yang berjuang di jalan-Nya, dan terhadap orang-orang yang shaleh yang mencintai kehidupan akhirat.

Semasa masih anak-anak, Abdullah Azzam sangat menonjol di antara kanak-kanak lainnya. Beliau sudah mulai menyiarkan dakwah Islam semenjak masih sangat muda. Teman-teman sepergaulan mengenal beliau sebagai seorang anak yang shaleh. Beliau telah menunjukkan tanda-tanda yang luar biasa sejak muda dan guru-guru beliau telah mengenali tanda-tanda itu sejak beliau masih di Sekolah Dasar.

Syeikh Abdullah Azzam dikenal karena ketekunan dan kesungguhannya bahkan sejak masih kecil. Beliau memperoleh pendidikan dasar dan menengah di desanya dan kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Tinggi Pertanian Khadorri hingga memperoleh gelar. Meskipun beliau yang termuda di antara teman-temannya, namun beliau adalah yang terpandai dan terpintar. Setelah menamatkan pendidikannya di Khadorri beliau bekerja sebagai guru di desa Adder, Yordania Selatan. Kemudian beliau menuntut ilmu di Fakultas Syariah Universitas Damaskus Suriah hingga memperoleh gelar B.A (sarjana muda) di bidang Syariah pada tahun 1966. Ketika tentara Yahudi merebut Tepi Barat pada tahun 1967, Syeikh Abdullah Azzam memutuskan untuk pindah ke Yordania, karena beliau tidak ingin hidup di Palestina yang berada di bawah pendudukan Yahudi. Melihat bagaimana tank-tank Israel maju memasuki Tepi Barat tanpa mendapatkan perlawanan yang berarti menimbulkan perasaan bersalah dalam diri beliau sehingga membuat beliau makin mantap untuk hijrah dengan maksud agar dapat mempelajari ilmu perang.

Pada akhir dekade 1960-an, dari Yordania beliau bergabung dalam jihad menentang pendudukan Israel atas Palestina. Tidak lama kemudian beliau pergi belajar ke Mesir dan memperoleh gelar Master dalam bidang Syariah di Universitas Al-Azhar, Kairo. Pada tahun 1970, setelah jihad berhenti karena kekuatan PLO diusir keluar dari Yordania, beliau menjadi pelajar di Universitas Yordania di Amman. Setahun kemudian, tahun 1971, beliau memperoleh beasiswa dari Universitas Al-Azhar dimana beliau melanjutkan pendidikan S3 dan memperoleh gelar Ph.D. dalam bidang Pokok-pokok Hukum Islam (Ushul Fiqh) tahun 1973. Selama di Mesir inilah beliau mengenal keluarga Syuhada Sayyid Qutb (1906-1966).


Saat Syeikh Abdullah Azzam menyadari bahwa hanya dengan kekuatan yang terorganisir umat ini bisa menggapai kemenangan, lalu jihad dan senjata adalah kesibukan dan pengisi waktu luangnya.

“Jihad hanya dengan senjata, tidak dengan negosiasi, tidak dengan perundingan damai, tidak dengan dialog”

Kalimat tersebut menjadi semboyan beliau. Beliau praktekkan apa yang selalu beliau kumandangkan, sehingga membuat beliau menjadi salah satu di antara orang Arab pertama yang bergabung dalam jihad di Afghanistan melawan Uni Soviet yang komunis.

Pada tahun 1980, ketika masih di Saudi Arabia, Abdullah Azzam memperoleh kesempatan berjumpa dengan satu delegasi mujahidin Afghanistan yang datang untuk menunaikan ibadah haji. Segera beliau tertarik dengan kelompok ini dan ingin mengetahui lebih banyak lagi mengenai jihad Afghanistan. Ketika dijabarkan kepadanya, beliau merasa inilah yang sejak lama beliau cari-cari.

Beliau segera melepaskan jabatannya sebagai dosen di Universitas King Abdul-Aziz Jeddah Saudi Arabia, dan berangkat menuju Islamabad Pakistan agar dapat lebih dekat dengan jihad Afghanistan, dan di sanalah beliau mengenal pemimpin-pemimpin mujahidin. Saat-saat pertama berada di Pakistan, beliau ditunjuk untuk memberikan kuliah di International Islamic University di Islamabad. Namun tidak lama ini berlangsung, karena beliau memutuskan untuk meninggalkan universitas agar bisa mencurahkan seluruh waktu dan energinya untuk jihad di Afghanistan.

Pada permulaan dekade 1980-an, Syeikh Abdullah Azzam langsung turun ke medan jihad Afghanistan. Di jihad inilah beliau merasa puas bisa memenuhi kerinduan dan cinta yang tak terlukiskan untuk berjuang di jalan Allah SWT, persis seperti suatu kali Rasulullah SAW bersabda:

قيام ساعة في الصف للقتال في سبيل الله خير من قيام ستين سنة

“Berdiri satu jam dalam pertempuran di jalan Allah SWT lebih baik daripada berdiri menunaikan shalat selama enam puluh tahun”

Terinspirasi oleh hadits ini, Syeikh Abdullah Azzam beserta keluarganya memutuskan pindah ke Pakistan agar lebih dekat dengan medan jihad. Tidak lama setelah itu beliau pindah lagi dari Islamabad ke Peshawar supaya bisa lebih dekat lagi dengan medan jihad dan syahid.

Di Peshawar, bersama dengan Usama bin Ladin yang juga teman dekatnya, Syeikh Abdullah Azzam mendirikan Baitul-Anshar (Mujahideen Service Bureu atau Kantor Pelayanan Mujahidin) dengan tujuan untuk menawarkan semua bantuan yang memungkinkan bagi jihad Afghanistan dan para mujahid dengan cara mengadakan dan me-manage berbagai proyek yang menunjang jihad. Kantor ini juga menerima dan melatih para sukarelawan (Foreign Mujahideen) yang berbondong-bondong datang ke Pakistan untuk ikut serta dalam jihad dan mengatur penempatan mereka di garis depan.

Dapat diduga, semua hal ini masih belum cukup memuaskan keinginan Syeikh Abdullah Azzam yang menggebu-gebu berjihad. Keinginan inilah yang akhirnya membawanya pergi ke garis depan. Di medan pertempuran Syeikh Abdullah Azzam mengambil peranan dengan sikap kesatria dalam perjuangan yang penuh dengan pengorbanan yang besar.

Di Afghanistan beliau jarang menetap di suatu tempat. Beliau selalu berkeliling ke seluruh pelosok negeri mengunjungi hampir seluruh propinsi dan wilayah seperti Logar, Kandahar, pegunungan Hindukush, lembah Panshir, Kabul dan Jalalabad. Dalam kunjungan ini, Syeikh Abdullah Azzam menyaksikan secara langsung kepahlawanan orang-orang awam yang telah mengorbankan segala apa yang dimiliki termasuk jiwa mereka demi jayannya Dien Islam.

Di Peshawar, setelah kembali dari berkeliling, Syeikh Abdullah Azzam selalu berbicara tentang jihad secara kontinyu. Beliau selalu berdoa agar para Komandan Mujahidin yang terpecah belah dapat bersatu padu. Beliau selalu mengundang orang-orang yang belum bergabung dalam pertempuran untuk memanggul senjata dan maju ke garis depan sebelum terlambat.

Dapat diduga, semua hal ini masih belum cukup memuaskan keinginan Syeikh Abdullah Azzam yang menggebu-gebu berjihad. Keinginan inilah yang akhirnya membawanya pergi ke garis depan. Di medan pertempuran Syeikh Abdullah Azzam mengambil peranan dengan sikap kesatria dalam perjuangan yang penuh dengan pengorbanan yang besar.


Di Afghanistan beliau jarang menetap di suatu tempat. Beliau selalu berkeliling ke seluruh pelosok negeri mengunjungi hampir seluruh daerah dan wilayah seperti Logar, Kandahar, pegunungan Hindukush, lembah Panshir, Kabul dan Jalalabad. Dalam kunjungan ini, Syeikh Abdullah Azzam menyaksikan secara langsung kepahlawanan orang-orang awam yang telah mengorbankan segala apa yang dimiliki termasuk jiwa mereka demi jayannya Dien Islam.

Di Peshawar, setelah kembali dari berkeliling, Syeikh Abdullah Azzam selalu berbicara tentang jihad secara umum. Beliau selalu berdoa agar para Komandan Mujahidin yang terpecah belah dapat bersatu padu. Beliau selalu mengundang orang-orang yang belum bergabung dalam pertempuran untuk memanggul senjata dan maju ke garis depan sebelum terlambat.

Abdullah Azzam sangat dipengaruhi oleh jihad Afghanistan dan beliaupun sangat besar pengaruhnya pada jihad ini, sejak beliau mengabdikan diri sepenuhnya dalam perjuangan. Beliau menjadi salah satu tokoh yang paling menonjol dan berpengaruh bersama dengan pemimpin-pemimpin bangsa Afghanistan lainnya. Beliau tidak tanggung-tanggung mempromosikan perjuangan Afghanistan ke seluruh dunia, khususnya ke kalangan Umat Islam. Beliau berkeliling dunia, menyampaikan panggilan kepada kaum muslimin untuk beraksi mempertahankan agama dan tanah muslim. Beliau menulis sejumlah buku tentang jihad, seperti Joint the Caravan, Signs of Ar-Rahman in the Jihad of the Afghan, Defence of the Muslim Lands and Lovers of the Paradise Maidens. Bahkan beliau turun langsung ke medan jihad Afghanistan, meskipun usia beliau telah lebih dari 40 tahun. Beliau menjelajahi Afghanistan, dari utara ke selatan, dari timur ke barat, menembus salju, mendaki pegunungan, di bawah panas terik matahari dan dingin membekukan tulang, dengan menunggang keledai maupun berjalan kaki. Banyak pemuda yang bersama beliau kelelahan, namun Syeikh Abdullah Azzam tidak.

Beliau mengubah pandangan umat Islam terhadap jihad di Afghanistan dan menjadikan jihad ini sebagai perjuangan yang Islami yang merupakan kewajiban seluruh umat Islam di dunia. Hasil dari usaha ini adalah jihad Afghanistan menjadi universal dimana umat Islam dari seluruh penjuru dunia turut serta. Para pejuang muslim dari seluruh penjuru dunia secara sukarela berdatangan ke Afghanistan untuk memenuhi kewajiban jihad dan membela saudara-saudara muslimin dan muslimah mereka yang tertindas.

Kehidupan Syeikh Abdullah Azzam berkisar hanya kepada satu tujuan, yakni menegakkan hukum Allah SWT di muka bumi ini, yang merupakan tanggung jawab yang pasti bagi setiap dan segenap umat muslim. Dalam rangka melaksanakan tugas suci dalam hidup ini yaitu menegakkan kembali Khilafah Islamiyah (negara yang berdasarkan pada hukum Islam), Syeikh Abdullah Azzam mengkonsentrasikan kepada jihad (perjuangan bersenjata untuk menegakkan Islam). Beliau berkeyakinan bahwa jihad wajib dilaksanakan sampai Khilafah Islamiyah ditegakkan sehingga cahaya Islam menerangi seluruh dunia.

Beliau juga menjaga dan memelihara keluarganya dengan semangat perjuangan yang sama, sehingga istrinya, sebagai contoh, aktif mengurus anak-anak yatim piatu dan aktif dalam berbagai tugas kemanusiaan di Afghanistan. Beliau menolak jabatan di beberapa universitas dengan menyatakan bahwa dirinya tidak akan pernah meninggalkan jihad kecuali jika gugur di medan perang atau terbunuh. Beliau selalu menekankan kembali bahwa tujuannya yang terakhir adalah membebaskan tanah suci Palestina. Dalam hal ini beliau menyatakan:

“Saya tidak akan meninggalkan tanah jihad kecuali karena tiga hal. Pertama saya terbunuh di Afghanistan, kedua saya terbunuh di Pakistan, ketiga saya diborgol dan diusir dari Pakistan.”

Jihad Afghanistan telah membuat Abdullah Azzam menjadi penyangga utama dalam gerakan jihad di jaman modern sekarang. Dengan turun langsung dalam jihad ini dan dengan mempromosikannya serta menjelaskan kendala-kendala yang menghambat gerakan jihad, beliau memiliki peranan yang sangat berarti dalam meluruskan pendapat umat Islam tentang jihad dan perlunya menegakkan jihad. Beliau menjadi panutan bagi generasi muda yang menyambut panggilan jihad. Beliau amat mementingkan jihad dan butuh akan jihad. Sekali waktu beliau berkata:

“Saya merasa seolah-olah berumur sembilan tahun. Tujuh setengah tahun dalam jihad di Afghanistan dan satu setengah tahun dalam jihad di Palestina. Sisa tahun lainnya tidak berarti sama sekali”

Dari atas mimbar Syeikh Abdullah Azzam berulangkali menekankan keyakinannya:

“Jihad tidak boleh ditinggalkan sampai hanya Allah SWT saja yang disembah, jihad akan terus berlangsung sampai kalimat Allah SWT ditinggikan. Jihad sampai semua orang yang tertindas dibebaskan. Jihad untuk melindungi kehormatan kita dan merebut kembali tanah kita yang dirampas. Jihad adalah jalan untuk mencapai kejayaan abadi”

Sejarah dan semua orang yang mengenal dekat Syeikh Abdullah Azzam mencatat keberanian beliau dalam berbicara tentang kebenaran, dengan mengabaikan segala konsekuensi yang ada.

Setiap saat Syeikh Abdullah Azzam mengingatkan seluruh kaum muslimin bahwa:

“Ummat Islam tidak dapat dikalahkan oleh umat lainnya, kita umat Islam tidak akan dikalahkan oleh musuh-musuh kita, namun kita bisa dikalahkan oleh diri kita sendiri.”

Syeikh Abdullah Azzam adalah contoh seorang yang berperilaku Islami dengan baik, dengan amal shalehnya, dengan ketaqwaannya kepada Allah SWT dan dengan kesederhanaannya dalam segala hal. Beliau tidak pernah mencemari hubungan baiknya dengan orang lain. Syeikh Abdullah Azzam selalu mendengarkan pendapat para pemuda, beliau amat disegani dan tidak terbersit sedikitpun rasa takut di dalam hatinya. Beliau selalu berpuasa selang seling hari seperti yang dilakukan Nabi Daud ‘alaihi salam. Dan juga selalu menghimbau yang lainnya untuk berpuasa Senin dan Kamis. Syeikh Abdullah Azzam adalah orang yang selalu berterus terang, tulus, dan mulia. Beliau tidak pernah mencaci orang lain atau berbicara yang tidak baik mengenai orang lain.

Satu saat sekelompok muslim yang tidak puas di Peshawar mencap Syeikh Abdullah Azzam sebagai kafir dan menuduhnya meminta uang dari kaum muslimin untuk dihambur-hamburkan. Ketika Syeikh Abdullah Azzam mendengar hal ini, beliau tidak mencari dan mendebat mereka, malah mengirimi mereka berbagai hadiah. Namun kelompok tersebut tetap saja mencaci maki, mengumpat dan memfitnah beliau, dan beliau terus saja mengirimi mereka hadiah lainnya. Bertahun-tahun kemudian, ketika akhirnya menyadari kesalahan, mereka berkomentar:

“Demi Allah, kami belum pernah menemui seseorang seperti Syeikh Abdullah Azzam. Beliau tetap saja memberi kami uang walaupun kami selalu mengutuk dan mencaci beliau.”

Selama jihad Afghanistan berlangsung, beliau telah berhasil menyatukan berbagai kelompok mujahidin dalam jihad ini. Dan tentu saja kebanggaan beliau terhadap Islam menimbulkan rasa benci di kalangan musuh agama, sehingga musuh membuat rencana untuk menghabisi nyawa beliau. Pada November 1989, sejumlah bahan peledak TNT diletakkan di bahwa mimbar dimana beliau selalu menyampaikan khutbah Jumat. Demikian besarnya jumlah bahan peledak tersebut sehingga seandainya meledak akan menghancurkan seluruh masjid termasuk apa saja dan siapa saja yang ada di dalamnya. Ratusan muslimin dapat terbunuh. Namun Allah SWT memberikan perlindungan-Nya dan bom tersebut tidak meledak.

Musuh-musuhpun semakin berhasrat melaksanakan rencana gilanya. Mereka mencobanya sekali lagi di Peshawar, tidak lama berselang setelah kejadian tersebut. Ketika itulah Allah SWT berkehendak agar Syeikh Abdullah Azzam meninggalkan dunia ini dalam keadaan syahid menuju haribaaan-Nya (kita berharap demikian, Insya Allah SWT). Dan Syeikh Abdullah Azzam wafat dengan cara yang gemilang pada hari Jumat 24 November 1989 pukul 12.30 siang.

Musuh-musuh Allah SWT meletakkan tiga bom di jalan sempit dimana hanya bisa dilewati satu mobil saja. Jalan tersebut adalah jalan yang biasa dilalui oleh Syeikh Abdullah Azzam untuk menunaikan shalat Jumat. Pada hari Jumat itu Syeikh Abdullah Azzam bersama dengan dua anaknya, Ibrahim dan Muhammad, serta salah seorang anak Syuhada Syeikh Tamim Adnani (salah seorang pahlawan jihad Afghanistan lainnya), melalui jalan tersebut. Mobilpun berhenti dimana bom yang pertama berada, dan Syeikh Abdullah Azzam turun untuk meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki. Musuh-musuh yang sudah menanti segera memicu bom yang telah mereka persiapkan tersebut. Bunyi ledakan dahsyat mengguncang hebat terdengar di seluruh penjuru kota.

Orang-orang berhamburan keluar dari masjid dan menyaksikan pemandangan yang mengerikan. Hanya sedikit saja yang tersisa dari kendaraan yang hancur lebur. Tubuh anaknya yang kecil, Ibrahim, terlempar ke udara sejauh 100 meter, demikian pula kedua anak lainnya, beterbangan pada jarak yang hampir sama. Potongan-potongan tubuh mereka tersebar di pohon-pohon dan kawat-kawat listrik. Sementara tubuh As-Syahid Syeikh Abdullah Azzam tersandar di dinding, tetap utuh dan tidak cacat sama sekali, kecuali sedikit darah terlihat mengalir dari mulut beliau.

Ledakan itu telah mengakhiri perjalanan hidup Syeikh Abdullah Azzam di dunia yang telah beliau lalui dengan baik melalui perjuangan, daya upaya sepenuhnya dan pertempuran di jalan Allah SWT. Hal ini semakin menjamin kehidupannya yang sebenarnya dan abadi di Taman Surga – kita memohon kepada Allah SWT demikian - , dan menikmatinya bersama dengan teman-teman yang mulia yakni:

وَمَن يُطِعِ اللّهَ وَالرَّسُولَ فَأُوْلَـئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللّهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاء وَالصَّالِحِينَ وَحَسُنَ أُولَـئِكَ رَفِيقاً

“Dan barangsiapa yang mentaati Allah SWT dan Rasul-Nya mereka ini akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah SWT, yaitu para Rasul, para Shiddiqiin, orang-orang yang mati Syahid dan orang-orang shaleh. Dan mereka inilah teman yang sebaik-baiknya”. (QS An-Nisaa’: 69)

Dengan cara seperti inilah pahlawan besar dan Penggerak Kebangkitan Islam meninggalkan medan jihad dan dunia ini, dan tidak akan pernah kembali lagi. Beliau dimakamkan di Makam para Syuhada Pabi di Peshawar Pakistan, dimana beliau bergabung bersama-sama dengan ratusan syuhada lainnya. Semoga Allah SWT menerima beliau sebagai syuhada dan menganugerahinya tempat tertinggi di surga (amin). Pertempuran yang telah beliau lalui dan telah beliau perjuangkan tetap berlanjut melawan musuh-musuh Islam. Tidak satupun tanah jihad di seluruh dunia, tidak seorang pun mujahidin yang berjuang di jalan Allah SWT yang tidak terinspirasi oleh hidup, ajaran, dan karya Syeikh Abdullah Azzam Rahmatullah ‘alaih

Kita memohon kepada Allah SWT untuk menerima amal ibadah beliau dan menempatkan beliau di surga tertinggi. Kita memohon kepada Allah SWT untuk membangkitkan dari umat ini ulama-ulama lain sekaliber beliau, yang menerapkan pengetahuannya di medan perjuangan, bukan hanya menyimpannya di dalam buku dan di dalam masjid saja.

Melalui biografi ini, kami merekam kejadian-kejadian dalam sejarah Islam selama sepuluh tanun terakhir dari tahun 1979 hingga 1989, dan akan terus berlanjut sebagaimana Syeikh Abdullah Azzam berkata:

“Sesungguhnya sejarah Islam tidaklah ditulis melainkan dengan darah para syuhada, dengan kisah para syuhada, dengan teladan para syuhada”

يُرِيدُونَ أَن يُطْفِؤُواْ نُورَ اللّهِ بِأَفْوَاهِهِمْ وَيَأْبَى اللّهُ إِلاَّ أَن يُتِمَّ نُورَهُ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ (32) هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ (33)

“Mereka berkehendak memadamkan cahaya (agama) Allah SWT dengan mulut mereka, dan Allah SWT tidak menghendaki selain menyempurnakan cahaya-Nya walaupun orang-orang kafir tidak menyukai. Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar untuk dimenangkan-Nya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai” (QS At-Taubah: 32-33)